Selasa, 7 November 2023 – 07:40 WIB
Jakarta – Lembaga survei Charta Politika Indonesia telah melakukan pemetaan elektabilitas calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) dalam survei berjudul “Peta Elektoral Pasca Putusan MK & Pendaftaran Capres – Cawapres” pada periode 26-31 Oktober 2023.
Berdasarkan simulasi pasangan Capres-Cawapres head to head, elektabilitas Ganjar Pranowo – Mahfud MD bersaing ketat dengan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ganjar – Mahfud memiliki elektabilitas sebesar 40,6 persen, sedangkan Prabowo – Gibran memiliki 43,5 persen.
“Prabowo – Gibran dengan Ganjar – Mahfud ada di angka 43,5 persen melawan 40,6 persen jadi selisih 2,9 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat menyampaikan hasil survei melalui kanal YouTube “Charta Politika Indonesia” pada Selasa 7 November 2023.
Namun, melihat kondisi politik saat ini terutama setelah putusan MK tentang batas usia capres-cawapres yang dianggap dapat menimbulkan pandangan negatif dari masyarakat, ada potensi bagi Ganjar-Mahfud untuk melampaui pasangan Prabowo-Gibran.
Yunarto menilai elektabilitas Prabowo Subianto telah mengalami penurunan setelah putusan MK dan pendaftaran capres-cawapres dilakukan.
Dari survei tersebut, terlihat tren elektabilitas Prabowo – Gibran pada periode 13-17 Oktober dan 26-31 Oktober turun 2,5 persen dalam waktu satu bulan.
“Artinya terkonfirmasi ada pola yang sama bahwa ada kecenderungan di tiga nama tidak banyak berubah, tapi penurunan cukup tajam terhadap Pak Prabowo itu terjadi ketika simulasi dua nama,” jelas Yunarto.
Pada periode survei sebelumnya, yaitu periode 13-17 Oktober 2023 setelah putusan MK mengenai batas usia capres-cawapres 40 tahun atau menduduki jabatan yang dipilih dari Pemilu/Pilkada, Prabowo-Gibran memiliki elektabilitas sebesar 46 persen.
Sedangkan saat ini, hasil jajak pendapat pada 26-31 Oktober 2023 setelah kedua pasangan ini resmi mendaftar capres-cawapres ke KPU dan dengan semakin berkembangnya isu politik dinasti, elektabilitas Prabowo – Gibran turun menjadi 43,5 persen.
Pasangan Ganjar – Mahfud pada periode yang sama elektabilitasnya terus meningkat. Dalam periode 13-17 Oktober 2023, Ganjar – Mahfud memiliki elektabilitas 39,5 persen, dan pada 26-31 Oktober 2023 menjadi 40,6 persen.
“Pemilih Anies ini cenderung pemilih yang bisa dikatakan anti Jokowi. Lalu, kemudian berseberangan dengan Jokowi, dulu banyak bersinggungan dengan pemilih Pak Prabowo di 2014-2019,” ungkapnya.
Menurut Yunarto atau yang sering disapa mas Toto, kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres membawa dampak buruk terhadap elektabilitas Prabowo.
“Mungkin masih memaafkan Pak Prabowo menjadi menteri, Pak Prabowo diendorse oleh Pak Jokowi, tapi ketika menggandeng anaknya dan terkena isu politik dinasti, itu menjadi potensi beban elektoral bagi Pak Prabowo,” ujarnya.
Terlebih lagi, putusan MK tentang batas usia capres-cawapres 40 tahun atau menduduki jabatan yang dipilih dari Pemilu/Pilkada ini dianggap sebagai karpet merah bagi Gibran menjadi cawapres Prabowo.
“Artinya semakin isu dari mahkamah keluarga, politik dinasti ini masuk ke dalam alam pikiran masyarakat dan kemudian sentimennya masih tetap negatif, saya pikir itu yang akan menjadi penghalang Pak Prabowo untuk unggul baik dalam simulasi tiga nama ataupun dua nama,” tutup Yunarto.
Charta Politika Indonesia melakukan survei berjudul “Peta Elektoral Pasca Putusan MK & Pendaftaran Capres – Cawapres” pada 26-31 Oktober 2023.
Survei tersebut melibatkan 2.400 responden yang diwawancarai secara tatap muka dengan usia minimal 17 tahun atau yang memenuhi syarat sebagai pemilih di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat margin of error sebesar 2 persen.