TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Transformasi Manusia oleh Ambisi Kekuasaan yang Gelap

Minggu, 12 November 2023 – 10:01 WIB

Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto tidak bisa menahan air mata saat menceritakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan partai di puncak kekuasaan. Tidak hanya dirinya, Hasto menyebut seluruh kader PDI Perjuangan ikut bersedih dengan sikap Jokowi yang mengambil keputusan berbeda.

Hal tersebut diungkapkan Hasto saat hadir sebagai pembicara di podcast Akbar Faizal Uncensored, Kamis, 9 November 2023. “Dengan apa yang terjadi, bukan pada seberapa sakitnya, kami sudah biasa mengalami rasa sakit itu. Ini bagian dari gemblengan-gemblengan sejarah bahwa sakit ya, kami enggak bisa menutup mata,” ujar Hasto dikutip Minggu, 12 November 2023.

Selain itu, Hasto juga menyinggung soal PDI Perjuangan yang berhasil membawa kemenangan Jokowi dalam Pilkada Solo, Pilgub DKI Jakarta hingga Pilpres dua periode di bawah kepemimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. “Kami sangat sedih, Ibu Mega itu mengawal Pak Jokowi, semua, dan kami juga, saya belum menghitung berapa yang di ranting-ranting itu. Ketika bertemu dengan saya, ‘kenapa bisa seperti ini?’ Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi-sisi gelap kekuasaan, tetapi yang paling penting bagi PDI Perjuangan bukan meratapi itu,” katanya.

Bahkan, Hasto mengaku terus menerima pertanyaan dari seluruh kader PDI Perjuangan terkait sikap Presiden Jokowi yang memilih berbeda jalan dengan partai. “Ketika bertemu dengan saya, kenapa bisa seperti ini. Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi-sisi gelap kekuasaan,” jelas dia.

Di sisi lain, Hasto menegaskan bahwa PDI Perjuangan saat ini akan terus maju meneruskan cita-cita bangsa yang sudah dibangun dengan bergelimang darah dan air mata. Selain itu, Hasto yakin bahwa PDI Perjuangan akan melakukan regenerasi sosok pemimpin di masa mendatang. Sebab, kata dia, tidak boleh yang namanya kekuasaan kemudian diselewengkan hanya karena suatu ambisi. Menurut dia, seorang pemimpin punya tugas mempersiapkan siapa pun yang menjadi calon penggantinya. “Akan tetapi, partai ini ada sepanjang bangsa ini ada. Karena itulah meskipun kami sedih, kami sangat-sangat sedih, tetapi kami punya tanggung jawab bahwa apapun yang kami hadapi ketika masih ada rakyat yang memerlukan suatu harapan hidup lebih baik, pekerjaan yang layak secara kemanusiaan, pendidikan agar kita bisa mengejar ketertinggalan dari negara tetangga, maka (PDIP) menghadapi berbagai persoalan ini,” pungkasnya.