TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Usul Saya Sebagai Orang Pertama untuk Anies sebagai Cagub DKI, Materainya Darurat Pakai Ludah Saya

Senin, 18 Desember 2023 – 15:20 WIB

Jakarta – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, mengaku sebagai orang pertama yang mengusulkan Anies Baswedan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017. Dia juga mengatakan bahwa dirinya yang menulis perjanjian politik terkait Pilkada DKI 2017.

Menurut Fadli, perjanjian itu melibatkan Anies, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri. Dia menyatakan bahwa pengusulan Anies dilakukan jelang akhir pendaftaran cagub cawagub ke KPU pada 2017.

Fadli menyebut bahwa dirinya lah yang menulis perjanjian politik tersebut dengan tulisan tangannya sendiri dan melekatkan materai menggunakan ludah karena kondisi darurat.

“Saya adalah orang pertama yang mengusulkan pencalonan Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI di saat-saat akhir sebelum penutupan pendaftaran KPU. Saya pula yang menulis “perjanjian politik” Anies Baswedan dan Sandiaga Uno serta Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Gerindra) dan Salim Segaf al Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS). Selain dengan tulisan tangan, materai nya pun darurat pakai ludah saya,” kata Fadli, dalam keterangannya pada Senin, 18 Desember 2023.

Fadli mengklaim bahwa dirinya menjadi saksi dan pelaku dalam peristiwa politik tersebut. Dia menyatakan bahwa Prabowo mendukung Anies maju sebagai Gubernur DKI.

Bahkan, katanya, Prabowo juga memerintahkan seluruh anggota DPR RI, DPRD Provinsi, hingga anggota DPRD Kabupaten/Kota Partai Gerindra di seluruh Indonesia. Ia mengatakan bahwa kader Gerindra yang berjumlah ribuan berkontribusi dalam dana (pemotongan gaji) dan mendukung Tim Pemenangan di setiap kelurahan di DKI Jakarta.

“Begitu ketatnya persaingan Pilgub waktu itu dan alhamdulillah, Anies-Sandi menang. Itulah faktanya,” jelas Anggota Komisi I DPR tersebut.

Kemudian, ia menegaskan bahwa di zaman simulakra seperti saat ini, di mana realitas palsu mudah diciptakan dan disebarluaskan.

“Kita membutuhkan pemimpin autentik dan bukan pesolek. Kita butuh pemimpin berkarakter, yang sudah selesai dengan dirinya, bukan petugas partai, bukan pula ronin,” tutur Fadli.

Halaman Selanjutnya