TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Jangan Khawatir Menyampaikan Kritik, Bukan Wakanda atau Konoha

Kamis, 21 Desember 2023 – 23:12 WIB

Medan – Mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi setuju dengan pernyataan calon presiden pilihannya, Anies Baswedan, mengenai makna ‘Wakanda No More, Indonesia Forever‘. Edy, yang juga Ketua Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) Sumatera Utara, memberikan pendapatnya.

Menurutnya, seruan ‘Wakanda No More, Indonesia Forever‘ terkait dengan kebebasan menyampaikan ekspresi dan pendapat di tanah air ini dengan nyaman dan aman.

“Alam demokrasi seharusnya menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi kebebasan berpendapat dan berekspresi,” tulis @edy_rahmayadi di akun Instagramnya yang dikutip VIVA, pada Kamis malam, 21 Desember 2023.

Dia juga menyerukan tagline ‘Wakanda No More, Indonesia Forever‘ melalui postingan video dari calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan di akun Instagramnya.

Edy menegaskan bahwa negara Indonesia menganut sistem demokrasi di mana masyarakat diberikan kebebasan dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah. Namun, penyampaian kritik itu tidak boleh menjadi fitnah atau ujaran kebencian, seperti menghina fisik atau kehidupan pribadi.

“Jangan ada lagi pembatasan, bahkan ketakutan ketika masyarakat menyampaikan kritik di negeri ini,” kata mantan Pangkostrad itu.

Edy juga meminta agar masyarakat tidak takut lagi menyebutkan istilah ‘Indonesia’ untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah. Menurutnya, menyampaikan pendapat dan berekspresi di Indonesia adalah hak warga negara yang dijamin oleh Undang-Undang.

“Bukan Wakanda, bukan juga Konoha, tapi negeri Indonesia,” tutur mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Selama menjabat sebagai Gubernur Sumut, Edy dikenal sebagai sosok yang terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Dia juga kerap mengundang insan pers, tokoh agama, akademisi, dan pakar untuk berdiskusi mengenai kebijakan di Sumut.

Edy juga sering menghadiri acara yang diselenggarakan organisasi masyarakat, kepemudaan, dan kemahasiswaan sebagai wujud kedekatan beliau pada elemen masyarakat yang kerap mengkritiknya.