TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Jika Seseorang Ngambang Seperti Ini, Itu Hanya Omong Kosong

Jika Seseorang Ngambang Seperti Ini, Itu Hanya Omong Kosong

Jakarta – Politikus Partai Gerindra Fadli Zon terlibat friksi dengan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu. Dua politikus itu berdebat terkait isu menang satu putaran hingga fenomena hasil survei termasuk saat Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.

Dalam salah satu sesi acara diskusi di Indonesia Lawyers Club (ILC), Fadli dan Adian awalnya beda pandangan soal survei. Adian sempat menyinggung lembaga survei bisa salah jika melihat pengalaman Pilpres 2014.

Menurut Adian, di 2014 ada sekitar 16 lembaga survei yang menangkan Prabowo Subianto. Namun, ia menyinggung hasil para survei meleset karena tak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD heran dengan anggapan jika Prabowo dan Jokowi ‘bareng’ di Pilpres 2024 maka bakal menang satu putaran.

“Menang satu putaran dari mana ceritanya? Untuk dongkrak sampai 40 persen aja beratnya minta ampun kok. Itu kan pemikiran kalian kan. Udah kita gabungin aja. Pasti menang,” kata Adian dikutip pada Minggu malam, 11 Februari 2024.

Fadli Zon dalam argumennya sempat menepis omongan Adian soal survei di Pilpres 2014. Menurutnya, setahu dia tak ada capres cawapres yang dominan soal survei di 2014.

Lalu, Wakil Ketua Umum Gerindra itu juga bicara soal survei menuju Pilpres 2024 yang banyak memenangkan duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Fadli bilang survei adalah indikator patokan yang dipakai parpol seperti PDIP dan pihak lainnya. Namun, hasil survei juga belum tentu seperti kenyataan.

Belum selesai bicara, penjelasan Fadli langsung ditepis Adian. Bagi Adian, survei itu hanya sekadar memotret, bukan patokan.

“Gak gini Fadli Zon. Bukan patokan. Dia cuma memotret. Jadi, bukan patokan. Itu diralat dulu dong,” kata Adian.

“Gak. Salah satu patokan dong,” ujar Fadli.

“Gak dong. Mana bisa patokan?” tanya Adian kepada lawan debatnya itu.

Fadli pun sampaikan argumennya. Dia menuturkan soal survei, pihak terkait seperti parpol punya sudut pandang melihatnya. Kata dia, potret dalam survei sama seperti patokan.

“Misalnya pada saat ini, misalnya mau naikin lagi,” jelas Fadli.

Lagi-lagi, Adian bantah argumen Fadli. Dia menyebut pernyataan Fadli salah karena hasil setiap survei tak punya angka yang sama sehingga tak bisa jadi patokan.

“Pasti angkanya tidak sama. Apakah mereka patokan? Gak. Dia cuma memotret, memotret,” tutur Adian.

Dia mengatakan output dari sejumlah survei tergantung dari pertanyaannya terhadap responden. Adian beri contoh pertanyaan itu bisa saja seperti soal tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sangat rendah.

Giliran Fadli yang menepis omongan Adian. Dia meminta yang paling penting adalah momen hari pencoblosan pada 14 Februari 2024. Fadli minta Adian jangan bicara berandai-andai.

Adian pun menjawab saat ini sebelum tanggal 14 Februari. Ia sesumbar jika sudah 14 Februari, maka Ganjar Pranowo diyakini menang dan akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024.

Fadli kemudian minta Adian bicara sesuai tema sehingga tak perlu membanding-bandingkan survei. Namun, kalau mau perbandingan survei sebaiknya disiapkan data dan hasil berbagai lembaga survei.

“Kita kan tidak bicara tentang hasil-hasil survei yang ada. Itu bukan pokok bicara kita,” sebut Fadli.

Adian sempat minta agar presenter ILC Karni Ilyas agar bertanya sesuai tema kepada pembicara termasuk terhadapnya.

“Bang Karni tanya lagi dong yang lain. Begitu dia gak tanya, ya gue cerita survei,” ujar Adian.

Lalu, Fadli menyinggung lagi jika mau bahas perbandingan hasil survei maka sebaiknya disiapkan data serta metodologinya.

“Survei dulu tampilkan baru kita bahas. Kalau ngambang-ngambang begini jadi omong kosong. Percuma,” kata Fadli yang juga Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.

Adian tak setuju dengan pernyataan Fadli yang menganggap dirinya bicara ngambang.

“Kok ngambang. Kita bicara tentang kemenangan satu putaran, dua putaran,” sebut Adian.

Fadli merespons tak masalah dengan menang satu putaran. Sebab, dia dari pihak Prabowo atau kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga punya keyakinan menang satu putaran.

Adian lalu menyebut Fadli yang seperti panik. Dia bilang jika alat survei dipakai untuk pilpres kali ini maka baiknya mesti bercermin di 2014.

“Ya gak papa,” jawab Fadli santai tanggapi omongan Adian.

“Ya mang gak papa. Lo tiba-tiba panik seperti ini kenapa?” tutur Adian menimpali Fadli.

“Gak panik. Sama sekali gak panik,” ujar Fadli.

Fadli menuturkan maksudnya dengan paparan Adian membuat pembicaraan dalam diskusi ILC jadi tidak produktif.

“Karena kita membicarakan sama sekali yang bukan topik kita,” tutur Fadli.

“Fadli Zon, lo dah kalah berkali-kali. Jadi, panik,” sebut Adian.

“Bukan-bukan. Saya selalu menang juga kalau untuk pileg,” jawab Fadli.

“Kita sedang bicara pilpres atau pileg, Fadli Zon,” ujar Adian.

Baik Fadli dan Adian masih berdebat. Fadli meyakini di Pilpres 2024, akan berbeda dengan hasil Prabowo bisa menang. Setelah masih saling duel argumen, perdebatan keduanya akhirnya dihentikan oleh presenter Karni Ilyas selaku moderator.

Halaman Selanjutnya
Source : YouTube Indonesia Lawyers Club