Jumat, 11 Oktober 2024 – 12:39 WIB
Jakarta, VIVA – Calon gubernur di Pilgub Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, bercerita dirinya pernah mendapatkan tawaran untuk maju dalam kontestasi Pilkada Jakarta pada 2016. Saat itu, RK masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Hal itu diungkap RK saat mengunjungi Kantor Praeses Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik VIII Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024.
“Pada 2016, saat saya masih Wali Kota Bandung, ada tawaran kepada saya untuk maju sebagai Gubernur DKI, waktu itu melawan Pak Ahok,” kata RK.
Saat itu Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, adalah calon petahana. Dimana Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI di Pilpres 2014.
“Dipanggil saya, ‘Kang Emil, anda Wali Kota Bandung, surveinya lumayan, partai siap, logistik siap, tolong maju di Jakarta’. Itu jam 4 sore,” sambungnya.
Saat itu, RK diberikan waktu untuk menjawab tawaran sebagai calon Gubernur Jakarta sampai pukul 8 malam. Pria yang juga politisi Partai Golkar itu mengaku antusias dengan tawaran tersebut.
“Saya telepon semua sahabat, penasehat politik, semua mendukung. Saya telepon ibu saya, mengabarkan berita. Apa kata ibu saya? ‘Tidak boleh!’. Hah, memang iya, Mama? ‘Ya, gimana, ini Mama tidak mau punya anak yang tidak selesai dalam tugas. Kamu kan belum beres jadi Wali Kota Bandung, kamu harus tuntas. Kamu sudah bersumpah 5 tahun, bereskan. Mama nggak izinkan, Mama nggak ridho’. Itu, Pak, semua mendukung, 99 persen orang, tapi ibu saya tidak,” jelas dia.
Usai tak mendapatkan restu, RK memutuskan menolak tawaran sebagai calon gubernur Jakarta. Ia tidak ingin melanggar perintah ibu. Saat itu akhirnya yang bertarung adalah Ahok dengan Anies Baswedan.
“Eks gubernur Jawa Barat itu kemudian melanjutkan, setelah dirinya memutuskan menolak barulah partai-partai mencari sosok lain. Saat itu, terpilihlah Anies Baswedan maju menjadi calon gubernur. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno saat itu.
“Saya tolak, Bu, sudah. Seminggu setelah saya menolak, barulah partai itu mencari Pak Anies. Jadi, takdirnya Pak Anies Baswedan jadi gubernur itu ada rangkaian takdir-takdir orang lain yang menyertai, tidak semata-mata seperti yang kita baca. Karena salah satunya, saya tidak jadi,” pungkas dia.