Psikolog anak dan keluarga Sani B. Hermawan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia memberikan kiat untuk membantu orang tua memotivasi anak-anak dalam menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Anak-anak seringkali masih membutuhkan dorongan eksternal untuk berpuasa karena mereka belum sepenuhnya memahami kewajiban ini dalam agama Islam. Sani menyarankan agar orang tua memberikan hadiah atau penghargaan kepada anak sebagai bentuk motivasi. Hadiah dapat berupa uang atau barang yang disukai anak, seperti buku atau mainan kreatif. Namun, penting untuk tidak memberikan hadiah secara berlebihan dan membuat kesepakatan dengan anak sebelumnya.
Menurut Sani, selain memberikan hadiah, orang tua juga perlu memberikan dukungan kepada anak dalam menjalankan ibadah puasa. Memberikan apresiasi pada pencapaian anak, seperti bangun dini hari untuk sahur, merupakan cara yang efektif untuk memotivasi anak. Bulan Ramadhan dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengajarkan anak tentang disiplin, kebersamaan keluarga, dan nilai-nilai keagamaan. Rutinitas seperti bangun sahur, berbuka puasa tepat waktu, dan shalat berjamaah bersama keluarga diharapkan dapat memperkuat ikatan keluarga dan semangat beribadah anak-anak.
Dengan pendekatan ini, anak-anak akan mulai memiliki motivasi intrinsik untuk menunaikan ibadah puasa tanpa perlu hadiah atau iming-iming dari orang tua. Pendekatan yang memadukan penghargaan, dukungan, dan pengajaran nilai-nilai keagamaan diharapkan dapat membantu orang tua memotivasi anak-anak dengan lebih efektif selama bulan Ramadhan.
