Pada hari Minggu, 4 Mei 2025, gaya komunikasi pemerintahan Prabowo Subianto dinilai mengalami perbaikan dalam menjalankan komunikasi publik yang dilakukan oleh Istana Negara. Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga menyoroti penanganan insiden pemadaman listrik di Bali pada Jumat, 2 Mei 2025, yang direspons dengan baik melalui pernyataan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi sebagai juru bicara Presiden. Perubahan dalam komunikasi publik ini dianggap sebagai langkah maju dalam menyikapi situasi kritis dan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberikan informasi secara transparan dan tepat waktu kepada publik.
Komunikasi cepat dan visual yang ditampilkan oleh Prasetyo Hadi dalam menyampaikan informasi di tengah krisis telah meyakinkan bahwa negara hadir dalam menangani permasalahan dengan tanggap. Terobosan baru ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap hak publik akan informasi di era keterbukaan informasi yang semakin berkembang. Responsif dan transparan dalam berkomunikasi dengan publik juga ditunjukkan melalui sesi wawancara Presiden Prabowo Subianto dengan jurnalis senior yang diadakan di Hambalang.
Pada akhirnya, upaya pemerintah dalam meningkatkan komunikasi publik yang transparan, cepat, dan terkoordinasi diharapkan bukan hanya terjadi saat krisis saja, tetapi menjadi standar dalam berinteraksi dengan masyarakat. Komunikasi yang jujur, manusiawi, dan tanpa jargon dianggap sebagai kunci untuk membangun kepercayaan dan kehadiran negara yang kuat di mata publik.