Saat ini, Ford percaya bahwa masa depan mobil tidak hanya bergantung pada mesin pembakaran internal (ICE). Dalam konferensi Bernstein, Wakil Ketua John Lawler menyatakan bahwa minat konsumen terhadap mesin konvensional semakin menurun. Hal ini tercermin dari fakta bahwa pada tahun 2025, sebagian besar pembeli mobil memiliki prioritas lain selain mesin. Faktor seperti desain, sistem infotainment, dan keamanan kini lebih diutamakan dalam proses pembelian kendaraan baru.
Berbagai regulasi emisi yang semakin ketat juga membuat produsen mobil melakukan penyesuaian. Meskipun ada kendaraan hibrida yang menawarkan performa tinggi, seperti Toyota GR Yaris, minat terhadap mesin ICE tradisional semakin menurun. Di Eropa, kebijakan mobil baru yang bebas dari ICE mulai diterapkan sejak tahun 2035. Hal ini membuat model-model seperti AMG C63 empat silinder semakin kehilangan daya tarik di pasar.
Meskipun demikian, ada harapan bagi para penggemar mesin pembakaran. Mobil hibrida sporty seperti Honda Prelude baru dan teknologi bahan bakar sintetis serta mesin ICE hidrogen dari Toyota dapat membuka peluang baru. Meskipun ceruk pasar ICe semakin menyusut, terdapat kemungkinan bahwa inovasi dan perkembangan teknologi dapat mempertahankan keberadaan mesin pembakaran dalam industri otomotif. Dengan demikian, meskipun masa-masa ketika ICE mendefinisikan sebuah kendaraan telah berlalu, tetapi masih ada harapan bagi para penggemar mobil konvensional.