Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS), baru-baru ini menandatangani serangkaian perjanjian dan nota kesepahaman senilai USD 27 miliar atau sekitar Rp437,8 triliun. Penandatanganan ini dilakukan dalam pertemuan resmi di Istana Al-Asam, Jeddah, yang menegaskan komitmen investasi strategis dalam bidang energi bersih dan ekonomi digital.
Investasi ini diharapkan akan membawa manfaat berupa penciptaan lapangan kerja baru di Indonesia serta penguatan sektor-sektor strategis seperti energi, industri hilir, dan teknologi ramah lingkungan. Hubungan dagang antara Arab Saudi dan Indonesia pun menjadi fokus, dengan total perdagangan bilateral mencapai sekitar USD 31,5 miliar atau Rp 502,7 triliun selama lima tahun terakhir. Kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan volume perdagangan, kunjungan pejabat tinggi, dan kerjasama bisnis melalui Dewan Bisnis Saudi-Indonesia.
Dalam kunjungannya, terbentuklah Supreme Coordination Council antara Saudi Arabia dan Indonesia, yang bertujuan untuk memperkuat koordinasi kelembagaan guna meningkatkan kerja sama lintas sektor. Dewan ini diharapkan menjadi platform utama untuk memantau pelaksanaan kemitraan strategis di masa depan.
Prabowo dan Pangeran MBS juga telah membahas kerja sama di sektor energi, termasuk pengembangan rantai pasok, transisi menuju energi bersih, teknologi hidrogen, dan konservasi energi. Mereka juga menegaskan pentingnya kerja sama di sektor kesehatan terutama terkait layanan kepada jemaah Haji dan Umrah, serta penguatan industri farmasi, vaksin, dan teknologi kesehatan.
Terlebih lagi, kedua negara sepakat untuk memperkuat koordinasi dalam forum internasional seperti G20, OKI, PBB, IMF, dan Bank Dunia. Prabowo dan Pangeran MBS juga menekankan dukungan terhadap solusi dua negara bagi Palestina serta upaya penyelesaian damai konflik di kawasan.