Keroncong: Genre Musik Asli Indonesia yang Penuh Sejarah

Keroncong Tujuh Putri menarik perhatian lewat remakenya lagu tema Superman dengan sentuhan keroncong yang manis namun energik. Video musik yang viral di media sosial telah memperlihatkan kepiawaian grup musik ini dalam menghadirkan genre keroncong ke dunia. Meskipun Keroncong Tujuh Putri tergolong baru dalam memperkenalkan keroncong secara internasional, namun sebelumnya maestro-maestro keroncong seperti Gesang, Waljinah, serta Mus Mulyadi telah membawa genre ini ke kancah global. Keroncong memang identik dengan kelompok usia lanjut, namun alunan musik yang santai mampu menenangkan dan menciptakan ketertarikan yang luas di kalangan masyarakat.
Riwayat keroncong sebagai genre musik Indonesia mengawali jejaknya sejak zaman penjajahan Portugis pada abad ke-16, terinspirasi dari musik tradisional Portugis yang dikenal sebagai fado. Adaptasi musik ini kemudian berkembang menjadi aliran keroncong dengan ciri khas bunyi ‘crong-crong-crong’ yang dihasilkan oleh alat musik cavaquinho atau ukulele. Berkembangnya keroncong melibatkan berbagai alat musik tradisional seperti gamelan yang memberikan nuansa segar namun tetap syahdu. Indonesia, terutama di daerah Tugu, Jakarta, menjadi pusat pertumbuhan keroncong berkat keberadaan para pendatang Portugis. Populeritas keroncong di Indonesia meningkat pada awal abad ke-20, dengan lagu-lagu perjuangan seperti Bengawan Solo yang mencerminkan semangat nasionalisme. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 1980-an hingga 1990-an, namun keroncong tetap eksis dengan munculnya subgenre keroncong jazz dan keroncong pop sebagai upaya menyesuaikan diri dengan perkembangan musik pada masa itu. Keroncong tetap mempertahankan eksistensinya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang menggabungkan berbagai pengaruh musik secara unik.

Source link