RAN Tutup Jazz Gunung Bromo 2025: Gus Haris Menghadirkan Seni dan Semesta

Suara harmonika, saksofon, dan alunan vokal mengalir di lereng Gunung Bromo ketika Jazz Gunung Bromo 2025 seri pertama resmi ditutup pada Sabtu malam. Trio pop-funk RAN menyajikan penampilan pamungkas yang menghadirkan lagu-lagu Hanya Untukmu dan Nothing Lasts Forever, menyulut senyum puas di wajah Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris Damanhuri atau Gus Haris. Menurutnya, Jazz Gunung bukan hanya tontonan elite, namun juga merupakan bukti bahwa Kabupaten Probolinggo mampu menjadi tuan rumah event seni kelas nasional maupun internasional.

Gus Haris mengungkapkan bahwa event seperti Jazz Gunung mendorong wisatawan untuk bertahan lebih lama di Bromo, tidak hanya untuk menikmati sunrise saja, tetapi juga musik, budaya, dan kuliner lokal. Dampaknya terasa nyata dalam ekonomi lokal, memberikan berkah bagi UMKM, homestay, warung, dan pemandu jeep. Penonton yang hadir sejak sore di panggung bambu Amfiteater Jiwa Jawa Resort disuguhkan dengan berbagai sajian musik dari berbagai generasi, mulai dari Emptyyy, Love Is, Jamie Aditya & The Mezzrollers, hingga RAN sebagai penutup yang memanaskan suasana malam dengan lagu nostalgia Kulakukan Semua Untukmu.

RAN tampil enerjik menutup Jazz Gunung Bromo 2025 seri pertama, membawakan lagu-lagu nostalgia di bawah dinginnya malam Bromo. Sejak sore, panggung bambu di Amfiteater Jiwa Jawa Resort dipadati penonton. Mereka datang dengan jaket tebal, duduk di tribun beralas rumput, menikmati sajian dari musisi lintas generasi. Emptyyy tampil gahar dengan formasi harmonika, gitar, dan drum. Love Is menyajikan jazz kontemporer berlapis. Jamie Aditya & The Mezzrollers hadir dengan nuansa swing era 1920-an. Kemudian, Kua Etnika membawa gamelan dan suling ke ruang jazz. Karimata tampil solid dengan fusion dan sentuhan etnik Sunda. Hingga akhirnya, RAN menutup malam dengan lagu nostalgia Kulakukan Semua Untukmu yang langsung memanaskan suasana dinginnya Gunung Bromo.

Penonton ikut bernyanyi, bergoyang pelan, membiarkan jazz menyusup di udara tipis pegunungan. “Ini semacam vitamin buat wisata Probolinggo. Sudah semestinya terus kita rawat. Jazz Gunung Bromo perpaduan seni dan semesta,” tandas Gus Haris.

Source link