Kisah Inspiratif Acil Bimbo: Budayawan Sunda 82 Tahun Berjaya

Seniman dan budayawan asal Bandung, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau lebih dikenal sebagai Acil Bimbo, meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni dan musik Indonesia. Berita tentang wafatnya Acil Bimbo tersebar cepat di kalangan keluarga dan rekan seniman yang tergabung dalam grup WhatsApp. Kabar tersebut datang pada Senin malam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Suasana duka pun mengguncang kota Bandung, di mana jenazah Acil direncanakan untuk dimakamkan di Cipageran, Cimahi.

Putri Acil, Sofia Yulinar, secara resmi mengonfirmasi kabar duka tersebut kepada publik. Dia menyebut bahwa sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya di RSHS Bandung dan akan dibawa ke rumah duka di Cigadung. Kesedihan juga terasa dari unggahan cucu Acil, Adhisty Zara, yang menyampaikan rasa kehilangan melalui media sosial.

Acil Bimbo, bersama dengan kakak dan adiknya serta penyanyi Iin Parlina, membentuk grup musik Bimbo pada tahun 1966. Mereka dikenal sebagai musisi yang ikonik dalam menciptakan lagu-lagu religius, cinta, sosial, dan kritik zaman. Lagu-lagu seperti “Sajadah Panjang”, “Melati dari Jayagiri”, dan “Tuhan” melekat dalam sejarah musik Indonesia, mencerminkan kecintaan Acil pada musik dan nilai-nilai kehidupan.

Selain karir musiknya, Acil juga dikenal sebagai budayawan Sunda yang peduli terhadap kelestarian budaya dan lingkungan. Keberpihakan Acil pada nilai-nilai lokal dan pesan moral melalui musiknya meninggalkan warisan yang tak terlupakan bagi Indonesia. Meskipun beliau telah berpulang, jejaknya akan terus hidup dalam lagu-lagu dan nilai-nilai yang ditinggalkan untuk generasi-generasi berikutnya. Acil Bimbo meninggalkan sebuah warisan abadi yang akan terus dikenang oleh masyarakat Indonesia.

Source link

Exit mobile version