Peristiwa kerusuhan tahun 1998 kembali menjadi sorotan, terutama setelah Menteri Kebudayaan Fadli Zon membangkitkan kembali isu tentang fakta pemerkosaan massal. Forum Aktivis Perempuan Muda (FAMM) menganggap bahwa Menteri Fadli Zon seharusnya meminta maaf kepada masyarakat Tionghoa di Indonesia karena tidak mengakui keberadaan pemerkosaan selama tragedi 1998. Mereka menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanya memperburuk luka yang mereka rasakan, menunjukkan ketidakpedulian negara terhadap penyelesaian pelanggaran HAM. Menurut mereka, kekerasan seksual pada saat itu merupakan bentuk brutal dari kekuasaan yang ditunjukkan terhadap masyarakat Tionghoa. Diyah Wara Restiyati dari Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia juga menegaskan bahwa sejarah masyarakat Tionghoa belum sepenuhnya tercatat dalam sejarah Indonesia, mulai dari masa sebelum kemerdekaan hingga reformasi. Pernyataan Fadli Zon yang menyebut peristiwa tersebut sebagai rumor telah melukai perasaan banyak korban termasuk Diyah yang juga merasakan dampaknya. Mereka menekankan bahwa negara seharusnya fokus pada penyelesaian pelanggaran HAM ini untuk memastikan keadilan bagi para korban yang telah menderita.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Minta Maaf Tragedi 98: Forum Aktivis Perempuan Muda

Recommendation for You

Tensi politik meningkat menjelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terutama dalam Musyawarah Kerja Wilayah…

Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo telah menyiapkan sanksi terberat bagi…

Persaingan untuk posisi calon ketua umum (caketum) PPP menjelang Muktamar X semakin ketat. Muktamar tersebut…

Pada Jumat, 19 September 2025, juru bicara PDI Perjuangan (PDIP), Guntur Romli, memberikan tanggapan terhadap…

Rancangan Undang-Undang (RUU) Transportasi Online telah resmi masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas tahun…