Stellantis Perlambat Otonom: Tertinggal dalam Mobil Listrik

Stellantis, perusahaan induk dari Jeep, Dodge, Ram, dan sejumlah merek mobil terkenal lainnya, telah memutuskan untuk membatalkan rencana pengembangan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut secara internal. Produsen mobil ini sebelumnya tertinggal dibandingkan pesaing-pesaingnya dalam hal pengembangan dan penjualan kendaraan listrik, namun sekarang memutuskan untuk menghentikan pengembangan teknologi otonomi tersebut. Keputusan ini dipengaruhi oleh biaya tinggi, rintangan teknis, dan permintaan konsumen yang tidak pasti.

Pada awal Februari, Stellantis memperkenalkan STLA AutoDrive 1.0, sistem bantuan pengemudi tingkat Level 3 pertama dari perusahaan ini. Namun, sekarang mereka diisukan akan mengandalkan pemasok eksternal untuk membawa teknologi ini ke pasar. Meskipun ini bisa lebih hemat biaya, pengambilan keputusan ini mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan.

Sistem bantuan pengemudi yang canggih semakin diminati di AS, dengan banyak pembeli yang menginginkan fitur-fitur seperti Super Cruise dari General Motors, BlueCruise dari Ford, dan Full Self-Driving (Supervised) dari Tesla. Stellantis sebelumnya sedang mengembangkan sistem di atas Level 2, yang memungkinkan pengemudi untuk melakukan tugas-tugas non-mengemudi sambil tetap mengawasi kondisi lalu lintas.

Menyadari tantangan finansial dan teknis yang dihadapi dalam mengembangkan teknologi tersebut, produsen mobil semakin mengambil pendekatan kemitraan dengan pemasok teknologi eksternal. Namun, ini bisa menyebabkan Stellantis tertinggal di belakang pesaing lainnya yang memiliki fokus yang kuat pada pengembangan teknologi otonomi. Mereka harus mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang dari strategi ini agar tidak merugikan keuntungan mereka di masa depan.

Source link