Perusahaan bioteknologi di China semakin tertarik untuk mengembangkan galur kedelai berkualitas tinggi dengan dukungan teknologi pemuliaan tanaman yang canggih. Hal ini merupakan respons terhadap permintaan pasar yang semakin meningkat di negara tersebut. Beberapa inovasi varietas kedelai baru yang memiliki kandungan minyak tinggi dan hasil panen yang lebih baik dipamerkan dalam sebuah pertemuan di Provinsi Jilin, China timur laut. Pertemuan ini bertujuan untuk menyoroti pencapaian dalam pemuliaan bioteknologi pertanian di tingkat nasional.
Galur-galur kedelai terbaru tersebut memiliki kandungan minyak di atas 22 persen dan hasil panen yang 8 persen lebih tinggi daripada varietas yang sudah ada. Penelitian dan perusahaan benih di China aktif menerapkan teknologi mutakhir dalam proses pemuliaan kedelai, seperti polimerisasi poligen dan seleksi penanda molekuler. Contohnya, Beijing Dabeinong Biotechnology Co., Ltd. telah memperkenalkan varietas baru bernama Maiyu 511 yang memiliki kandungan minyak lebih tinggi daripada rata-rata kedelai impor.
Petani di China, seperti Shao Liangliang dari Provinsi Jilin, juga mulai mencoba menanam galur kedelai baru ini. Mereka melihat potensi untuk menghemat biaya tanam dan meningkatkan hasil panen dengan varietas yang baru. Pasokan kedelai dalam negeri China belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, sehingga impor kedelai tahunan China telah melampaui 80 juta ton sejak 2015. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya varietas kedelai berkualitas tinggi. Melalui pengembangan galur kedelai baru, China berharap bisa mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dan meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri.