Pramono Anung-Rano Karno telah membentuk tim transisi sebagai persiapan sebelum pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jakarta. Namun, kritik muncul karena tim transisi tampaknya tidak menyertakan semua kelompok masyarakat dalam representasinya. Menurut Pangi Syarwi Chaniago, seorang pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tim transisi tidak mencerminkan beragam kelompok kepentingan masyarakat Jakarta. Hal ini disebabkan oleh absennya figur perwakilan tokoh umat, NU, maupun Betawi, serta mantan birokrat Pemprov Jakarta dalam tim tersebut.
Pangi menekankan pentingnya memasukkan semua kelompok dalam persiapan kepemimpinan, sehingga Pramono harus mampu mengakomodir semua kelompok atau organisasi yang ada. Menurutnya, tim transisi harus mampu mengelola semua kekuatan politik yang ada, mengingat tantangan yang akan dihadapi oleh Pramono-Rano tidaklah mudah. Pangi juga menyoroti pentingnya semangat persatuan dalam tim transisi, dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat.
Sebelumnya, Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung telah mengumumkan susunan tim transisi, yang akan bekerja hingga pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Tim transisi ini dipimpin oleh politikus PDIP dan Wakil Ketua DPRD Jakarta, Ima Mahdiah, serta melibatkan berbagai bidang teknis dan kebijakan. Penting bagi Pramono-Rano untuk memastikan bahwa tim transisi dapat mewakili dan melibatkan berbagai kelompok masyarakat, guna menghadapi tantangan yang ada.