Pagi hari Sabtu, kualitas udara di DKI Jakarta tergolong sedang menurut data dari situs pemantau kualitas udara, IQAir. Pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 93 dengan tingkat partikel halus (particulate matter/PM) 2.5. Peringkat ini membuat Jakarta berada di posisi ke-42 di dunia untuk kualitas udara. Kota dengan kualitas udara terburuk pada pagi itu adalah Riyadh (Arab Saudi) dengan AQI 191, diikuti oleh Delhi (India) dengan AQI 186 dan Dhaka (Bangladesh) dengan AQI 182. Lahore (Pakistan) berada di posisi empat dengan AQI 180, sedangkan Wroclaw (Polandia) berada di urutan kelima dengan AQI 179.
Data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di tiga lokasi berada dalam kategori sedang dengan level PM2,5 antara 51-100, sementara dua lokasi lainnya memiliki kualitas udara baik dengan rentang PM2,5 0-50. Kategori sedang menandakan bahwa kualitas udara tidak berbahaya bagi manusia atau hewan, namun dapat memengaruhi tanaman sensitif dan tingkat estetika. Sementara kategori baik menandakan kualitas udara sangat baik tanpa efek negatif bagi manusia, hewan, maupun tanaman.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa lokasi di Jakarta pada hari itu mencakup Bundaran HI, Jakarta Pusat (59), Kelapa Gading, Jakarta Utara (56), Jagakarsa, Jakarta Selatan (58), Kebon Jeruk, Jakarta Barat (17), dan Lubang Buaya, Jakarta Timur (43). Hal ini menunjukkan tren kualitas udara di berbagai wilayah DKI Jakarta.
