Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, dr Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif sebelum seseorang didiagnosis menderita penyakit ginjal. Pencegahan primer menekankan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, berolahraga teratur, mengendalikan tekanan darah, berhenti merokok dan minum alkohol, serta menjaga kadar gula darah. Selain itu, menghindari obat-obatan berbahaya bagi ginjal, asupan makanan bergizi, dan cukup minum air sangat penting dalam pencegahan ini.
Sementara itu, pencegahan sekunder ditujukan bagi individu yang telah terdiagnosis dengan penyakit ginjal, dengan melakukan deteksi dini dan terapi awal untuk memperlambat perkembangan penyakit. Upaya ini bertujuan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti gagal ginjal atau cuci darah. Pencegahan tersier melibatkan penurunan risiko cacat, rehabilitasi, terapi pengganti ginjal, maupun transplantasi ginjal.
Dokter Tunggul juga menjelaskan tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit ginjal, baik yang tak dapat dimodifikasi seperti usia, kelahiran prematur, riwayat keluarga, maupun yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Dia juga mengingatkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko tinggi terkena penyakit ginjal, dengan sebagian besar penderita diabetes di dunia juga mengalami penyakit ginjal kronik.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 190 juta orang dewasa di dunia menderita penyakit ginjal kronik karena diabetes tipe 2. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan kondisi kesehatan ginjal dan upaya pencegahan yang diperlukan, terutama bagi individu dengan faktor risiko tertentu seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Semua ini merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi serius di masa depan.