Marvel Cinematic Universe (MCU) telah mengalami transformasi besar dalam pendekatan naratif sejak kemunculan film Iron Man pada tahun 2008. Dulu, MCU lebih menonjolkan pertempuran kolosal dan kekuatan luar biasa, namun kini semesta Marvel mulai memberi ruang pada kerumitan psikologis dan perjuangan emosional para karakter. Thunderbolts, film yang dirilis pada 2 Mei 2025 sebagai penutup Fase 5 MCU, menjadi simbol dari pergeseran ini.
Disutradarai oleh Jake Schreier, Thunderbolts bukan hanya menghadirkan aksi sinematik ala Marvel, tetapi juga menjelajahi kedalaman batin tokoh-tokohnya. Film ini mengambil risiko dengan menempatkan kesehatan mental sebagai fokus cerita, sejalan dengan meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya kesehatan psikologis di era modern.
Dalam dekade awal MCU, film-film seperti The Avengers dan Captain America: The Winter Soldier lebih berfokus pada konflik fisik dan penyelamatan dunia. Namun seiring berjalannya waktu, Marvel mulai membangun dunia yang lebih manusiawi di mana para pahlawan tidak lagi digambarkan sebagai sosok sempurna, melainkan sebagai individu yang memiliki kelemahan dan luka emosional.
Thunderbolts menyajikan penelusuran emosi mendalam dari setiap karakternya. Tidak ada lagi pahlawan ideal yang disajikan, melainkan manusia rapuh yang mengalami trauma, kebingungan identitas, dan tekanan moral. Yelena Belova, Ghost, dan Red Guardian adalah contoh karakter-karakter yang menghadapi konflik internal yang kompleks dalam film ini.
Film ini menonjolkan narasi kolektif tentang penyembuhan, di mana setiap anggota tim harus melewati proses untuk menerima luka dan trauma mereka. Dialog-dialog antar karakter memperlihatkan pentingnya dukungan emosional dan penerimaan dalam proses penyembuhan mental. Thunderbolts juga mencerminkan sensitivitas Marvel terhadap isu-isu kesehatan mental yang semakin diperhatikan oleh generasi Z dan milenial.
Dengan menggabungkan aksi yang menegangkan dengan refleksi psikologis, Thunderbolts berhasil menunjukkan bahwa pahlawan juga memiliki sisi rapuh. Film ini memberi harapan bahwa dalam keterpurukan, ada ruang untuk penyembuhan bersama. MCU membuka lembaran baru dengan film ini, menandai transformasi besar dalam pendekatan naratif dan tema yang dibawakan.