Masyarakat di Indonesia telah lama menghadapi masalah kepercayaan terhadap mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Guntur Romli, juru bicara dari PDIP, menyatakan bahwa citra kepercayaan publik terhadap Jokowi semakin memudar seiring dengan banyaknya isu yang menimpa mantan presiden tersebut. Mulai dari isu tiga periode hingga isu teranyar tentang ijazah palsu, semua menunjukkan bahwa publik semakin skeptis terhadap Jokowi.
Guntur menyoroti bahwa Jokowi telah membangun trust issue dengan perilaku dan pernyataannya sendiri, seperti isu mobil Esemka, intervensi di Pilpres demi kepentingan anaknya, dan tuduhan ijazah palsu. Hal ini semakin menguatkan keraguan masyarakat terhadap Jokowi dan citra kepercayaan yang semakin merosot.
Meskipun demikian, PDIP enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait isu Jokowi yang disebut akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Guntur menegaskan bahwa keputusan Jokowi untuk maju atau tidak dalam pencalonan PSI sepenuhnya merupakan hak pribadi mantan presiden. Namun, Guntur juga menyoroti pernyataan Jokowi yang ingin kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir. Tindakan Jokowi yang tidak konsisten dengan pernyataannya sendiri juga menjadi fokus perhatian bagi masyarakat.
Sejauh ini, Jokowi masih dalam pertimbangan untuk maju sebagai bakal calon Ketua Umum PSI. Dengan pertimbangan sistem pemilihan menggunakan e-voting di PSI, Jokowi ingin memastikan bahwa semua anggota PSI memiliki hak yang sama dalam menentukan pilihannya. Meskipun belum melakukan pendaftaran resmi, Jokowi tetap mempertimbangkan dengan matang langkah-langkahnya untuk tidak mengalami kekalahan dalam kontestasi politik ini.