Jumat, 27 Oktober 2023 – 04:30 WIB
Jakarta – Isu perombakan kabinet Jokowi muncul dengan adanya spekulasi bahwa Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY akan mendapatkan jatah kursi menteri. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti konkrit mengenai pemberian kursi menteri kepada Partai Demokrat.
Baca Juga :
Marion Jola Gugup Tampil di Depan Prabowo Subianto: Kayak Ketemu Bapak Sendiri
Pengamat politik Rocky Gerung menganalisis peluang Partai Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri menjelang akhir masa pemerintahan Jokowi. Dia memandang bahwa ada beberapa kemungkinan mengapa kader Partai Demokrat belum masuk dalam kabinet pemerintahan. Meskipun saat ini Partai Demokrat berada dalam koalisi Prabowo Subianto yang mendukung Jokowi, Rocky mengatakan bahwa salah satunya adalah taktik yang digunakan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga :
Elite PDIP Beberkan Alasan Gibran Tak Dipecat Meski Jadi Cawapres Prabowo
“Terlihat bahwa SBY sedang bermain taktik. Orang anggap bahwa AHY seolah-olah akan dimasukkan tapi kemudian dibatalkan. Tapi, bisa sebaliknya SBY nge-prank Jokowi kan,” kata Rocky dalam akun YouTube Rocky Gerung Official yang dikutip pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Baca Juga :
Kader Tantang PDIP Berani Tindak Tegas Bobby Nasution yang Dukung Prabowo-Gibran
Menurutnya, kemungkinan lainnya adalah SBY melakukan nge-prank karena Partai Demokrat diberi sinyal untuk mendapatkan jatah menteri namun kemudian berperilaku sebaliknya. Hal ini dikarenakan Partai Demokrat mungkin memiliki agenda untuk menjaga citra mereka menjelang Pemilu 2024 sehingga belum menerima penawaran kursi menteri tersebut.
“Diberi sinyal, tapi kemudian SBY menganggap bahwa publik harus tahu kami memang dalam koalisi Prabowo,” lanjut Rocky.
Rocky menyebut bahwa kemungkinan Partai Demokrat dapat menjaga sikap mereka dari kegenitan berada dalam kekuasaan.
“Namun, hal-hal yang berhubungan dengan kegenitan, kekuasaan, atau keserakahan jabatan tidak ada pada Partai Demokrat. Jadi, itu juga merupakan sinyal yang baik,” ujarnya.
Menurut Rocky, dengan sikap seperti itu, Partai Demokrat terlihat memiliki perbedaan pendapat atau dissenting opinion. Meskipun saat ini Partai Demokrat berada dalam koalisi Prabowo.
“Orang akan melihat bahwa masih ada sedikit dissenting opinion di Partai Demokrat. Meskipun orang tahu pada akhirnya Partai Demokrat adalah bagian dari koalisi Pak Prabowo,” jelas Rocky.
Selain itu, dia menambahkan bahwa Partai Demokrat juga ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya mendukung ide keberlanjutan dari program-progam Jokowi.
“Mereka tetap berusaha memberikan sinyal bahwa Partai Demokrat tidak sepenuhnya mendukung ide keberlanjutan untuk melanjutkan proyek-proyek Pak Jokowi,” kata Rocky.
“Menurut saya, inilah yang menyebabkan Pak Prabowo terus berusaha membujuk Pak SBY. Terimalah saja,” kata Rocky.
Namun, dia memprediksi bahwa tokoh sekelas SBY sudah memiliki perhitungan strategi demi kebaikan Partai Demokrat.
“Tapi, saya yakin SBY selalu memiliki kalkulasi. Jadi, ini adalah permainan strategi antara Prabowo, Jokowi, dan SBY, terutama dalam hal komposisi kabinet,” kata Rocky.
Halaman Selanjutnya
Rocky menyebut kemungkinan Partai Demokrat dapat menjaga sikap mereka dari kegenitan berada di barisan kekuasaan.