Kepala desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD melalui wadah Des Ganjar. Deklarasi tersebut dilakukan di hadapan Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat setelah pelaksanaan Rakorda PDIP NTB di Kota Mataram pada Minggu, 5 November 2023.
Sebelum deklarasi, para kepala desa telah melakukan dialog dengan Hasto. Mereka mempertanyakan komitmen terhadap desa dan kepala desa itu sendiri. Hasto menyebut PDIP adalah partai yang selalu konsisten memperjuangkan nasib desa agar menjadi lebih baik seiring dengan cita-cita politik Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
Hasto bahkan mengungkapkan bahwa dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP, isu Desa Kuat, Indonesia Maju, dan Berdaulat pernah dibahas. Ia menyatakan bahwa desa merupakan benteng yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena desalah tempat dimulainya kedaulatan negara, keamanan negara, dan masyarakat yang adil dan makmur.
Hasto mengklaim bahwa langkah PDIP yang konsisten memperjuangkan nasib desa tersebut bukanlah demi kepentingan politik praktis untuk memenangkan Ganjar-Mahfud pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. PDIP menyadari bahwa desa merupakan benteng budaya dan partai berkomitmen untuk mengembangkan satuan wilayah pemerintahan tersebut.
Dukungan dari kepala desa di Lombok untuk Ganjar-Mahfud pun disampaikan dalam deklarasi tersebut. Para kepala desa menyatakan dukungan mereka melalui juru bicara Syahril, yang merupakan kepala daerah Jeringo, Lombok Barat. Seluruh kepala desa yang hadir dalam Rakorda PDIP NTB ikut serta dalam ikrar dukungan tersebut.
Selain itu, sebelum membuka Rakorda PDIP NTB, Hasto juga menerima dukungan dari Persatuan Dagang Canang “Lascarya Yadnya” dan Asosiasi Pelaku Ekonomi Mikro (APEM) Kota Mataram yang mendukung pasangan Ganjar-Mahfud.
Dengan deklarasi ini, PDIP menyatakan keseriusannya dalam memperjuangkan nasib desa agar menjadi lebih baik, tidak hanya dalam konteks kepentingan politik praktis, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan membumikan Pancasila.
