Jumat, 22 Desember 2023 – 13:06 WIB
Pilpres 2024 dianggap sebagai momentum bagi anak muda untuk terlibat aktif sebagai pemilik masa depan Indonesia. Ketua Umum Komunitas Gen-KAMI (Komunitas Aktivis Milenial Indonesia), Ilham Latupono, melihat adanya perselisihan terkait masuknya generasi muda. Ada yang mempertentangkan kehadiran generasi muda, bahkan muncul istilah “bocah kecil” atau “bocil” yang mengarah pada Gibran Rakabuming Raka.
Sebabnya, menurut Ilham, banyak sekali opini yang dibentuk untuk mendiskreditkan calon wakil presiden atau cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabumin menjelang debat kedua khusus untuk cawapres oleh KPU pada Jumat, 22 Desember 2023. Pembentukan opini tersebut diduga dilakukan oleh kelompok elit politik tua yang anti terhadap program-program nasional yang dicanangkan pemerintahan Presiden Jokowi. Kampanye negatif ini, dianggapnya bertujuan untuk melemahkan kepercayaan publik kepada Gibran karena Wali Kota Surakarta itu masih berusia muda.
Menurut Ilham, elit-elit politik tua berusaha men-downgrade Gibran karena merupakan satu-satunya representasi generasi milenial di panggung Pemilu Presiden 2024. “Agenda besar di balik itu adalah menghambat keberlanjutan program-program strategis yang sedang dikerjakan Pak Jokowi,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan istilah-istilah negatif yang dikampanyekan oleh buzzer media sosial dengan tujuan merendahkan kapasitas Gibran. Menurutnya, kampanye negatif tersebut adalah bukti bahwa kelompok elit tua tidak rela ada perwakilan anak muda bertarung gagasan di debat Pilpres 2024.
Melihat kondisi tersebut, Ilham menegaskan bahwa Gen-KAMI tentu berpihak pada upaya penguatan peran anak-anak muda, khususnya generasi milenial dan generasi Z untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Di usia emas 100 tahun itu, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya. Oleh karena itu, sumber daya manusia Indonesia harus unggul, berkualitas, dan memiliki karakter.
“Upaya itu harus dimulai dari sekarang, dan kami menganggap Pilpres 2024 adalah momentum untuk membuka peran lebih besar bagi kaum muda sebagai pemilik masa depan demi terwujudnya Indonesia Emas. Indonesia emas itu milik anak-anak muda, bukan mereka yang saat ini usianya sudah di atas setengah abad,” pungkasnya.