TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Megawati Menyebut Kekuasaan yang Tidak Langgeng, Ketum Golkar: Mekanisme Sudah Ada

Sabtu, 20 Januari 2024 – 05:54 WIB

Bandung – Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga memberikan tanggapan atas pernyataan dari ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengenai jangan takut pada kekuasaan karena tidak akan langgeng. Dia menyebut bahwa ketidak abadian kekuasaan itu memang sudah diatur.

Airlangga menjelaskan bahwa seorang pimpinan memang sudah diatur masa jabatannya. “Kita bicara periodenisasi dari pada pemerintah itu setiap 5 tahun,” ujar Airlangga saat hadir di acara konsolidasi Partai Golkar di Bandung, Jawa Barat pada Jumat 19 Januari 2024.

Menteri Perekonomian itu menjelaskan bahwa pergantian setiap kepemimpinan itu memang sudah pasti terjadi. Maka, dia menilai itu adalah hal yang biasa. “Jadi setiap 5 tahun ada yang naik dan ada yang turun, jadi itu biasa saja sudah ada mekanismenya di dalam pemilu,” tuturnya.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menegaskan kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk melawan intimidasi menjelang pemilu 2024. Ia meminta rakyat tak boleh takut kepada kekuasaan. Hal itu disampaikan Megawati dalam acara perayaan Natal PDI Perjuangan dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud (Reds) di Jakarta International Expo, Kamis, 18 Januari 2024.

Menurut Presiden Republik Indonesia ke-5 itu, pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang berasal dari rakyat dan untuk rakyat sendiri. Maka itu, kata dia, rakyat harus berani memperjuangkan yang benar. Megawati juga mengingatkan bahwa setiap orang yang memegang kekuasaan harus berhenti jika masa jabatannya sudah habis. Ia pun menyebut penguasa jangan sampai lupa daratan.

“Kekuasaan itu enak. Tapi kalau saya, kalau sudah harus berhenti, ya berhenti. Jangan malah lupa daratan. Itu cobaan, jangan lupa. Manusia selalu dicoba,” ujarnya. Megawati juga menyinggung soal pepatah Bahasa Sansekerta “Satyam Eva Jayate”, yang dimaknainya bahwa tidak perlu takut dan menjadi lemah karena kebenaran yang pasti menang.

Menurutnya, prinsip itu sangat penting untuk jadi pegangan karena agama apapun mengajarkan bahwa manusia pasti selalu akan diberi cobaan. “Itu bukan kata-kata saya. Itu adalah ketika abad ke-13, Raden Wijaya sepertinya dibuat sengsara. Dan ada Mpu yang mengatakan, jangan takut dan jangan lemah, beranilah, jujurlah, kemenangan selalu ada, kebenaran selalu ada, dan pasti menang,” katanya.

Akan tetapi, kata dia, jalan kebenaran harus selalu menjadi pegangan, jangan takut membela kebenaran. “Sebagai manusia selalu kita diberi cobaan. Itu semua agama mengajarkan begitu. Kita akan selalu dicoba untuk apakah menjadi orang baik, atau orang tidak baik,” tuturnya.

Exit mobile version