Jakarta – Survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan bahwa Partai Gerindra tetap menjadi partai politik paling populer dengan tingkat elektabilitas tertinggi yakni 22,5 persen.
Peringkat kedua diisi oleh PDIP dengan elektabilitas sebesar 16,7 persen, diikuti oleh Partai Golkar di posisi ketiga dengan elektabilitas 9,8 persen. “Gerindra menggeser dominasi PDIP dengan mengokohkan posisi pada puncak klasemen elektabilitas partai politik,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diprediksi akan masuk ke Senayan dengan elektabilitas 4,7 persen, melampaui ambang batas parlemen yang ditetapkan sebesar 4 persen.
Menurut Alfian, lonjakan elektabilitas Gerindra sejalan dengan kenaikan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Faktor dukungan yang diberikan oleh Presiden Jokowi juga berkontribusi besar dalam meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran dan Gerindra. Perpecahan Jokowi dengan elite PDIP membuat arah dukungan Jokowi bergeser kepada mantan rivalnya pada dua kali pemilu yang kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan.
Setelah Prabowo-Gibran menguasai eksekutif, di parlemen ada PSI yang diketuai oleh Kaesang Pangarep. Sejak dipimpin oleh putera Jokowi itu, elektabilitas PSI terdongkrak signifikan. Pada saat Kaesang baru memimpin PSI pada September 2023, elektabilitas partai pengusung ideologi Jokowisme itu baru berkisar 1,5 persen. Elektabilitas PSI naik cukup tinggi menjadi 3,5 persen pada November 2023, hingga menembus 4,5 persen pada Januari 2024.
Survei JRC dilakukan pada 25-31 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan taraf kepercayaan 95 persen.
Hasil lengkap elektabilitas partai politik versi JRC: Gerindra 22,5 persen, PDIP 16,7 persen, Golkar 9,8 persen, PKB 7,4 persen, Demokrat 5,2 persen, PKS 5,2 persen, Nasdem 5,0 persen, PAN 4,8 persen, dan PSI 4,7 persen. Sedangkan partai dengan suara di bawah ambang batas antara lain PPP 2,6 persen, Perindo 1,5 persen, Gelora 0,8 persen, Hanura 0,6 persen, PBB 0,4 persen, Ummat 0,3 persen, Garuda 0,1 persen, PKN 0,0 persen, dan Buruh 0,0 persen. Sementara responden yang tidak tahu/tidak menjawab sebesar 11,4 persen.