TribunUpdate: Sumber Berita Terkini prabowo subianto yang humanis

Politik Luar Negeri RI Menyambut Perubahan

Senin, 8 April 2024 – 19:39 WIB

Jakarta — Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto dinilai sebagai wajah baru bagi politik luar negeri Indonesia. Kunjungan Prabowo menemui Presiden Cina Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida jadi perhatian.

Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyoroti pertemuan Prabowo ke Cina dan Jepang melalui akun Instagram FPCI. Menurut dia, ada beberapa sinyal yang tersirat.

Dino menganalisanya pertama-tama, Cina dengan cerdik melakukan diplomasi proaktif untuk merangkul Prabowo sebagai Presiden terpilih RI. Cina juga ingin membangun hubungan dengan Prabowo.

Lalu, yang kedua, Dino menilai Xi Jinping seperti menghormati kedatangan Prabowo. Hal itu bisa terlihat dengan otoritas Cina yang menyediakan protokoler khusus saat menyambut kedatangan Prabowo di bandara.

“Cina ingin dari awal menunjukkan sikap penghormatan terhadap presiden Indonesia terpilih, Prabowo. Sekaligus memberikan kesempatan untuk membangun hubungan pribadi antara Xi Jinping dan Prabowo,” jelas Dino.

Lebih lanjut, dia menilai pertemuan antara Prabowo dengan Kishida juga sebagai bentuk menjaga hubungan diplomatik yang seimbang.

Dalam dinamika di Indo Pasifik, Jepang masuk dalam kelompok Quad bersama Amerika, Australia, dan India. Posisi Jepang dinilai semakin dekat hubungannya dengan Aukus, yaitu kerjasama militer antara Amerika, Inggris, dan Australia. Adapun dua kelompok Quad dan Aukus ditentang oleh Cina.

Bagi Dino, kunjungan Prabowo menemui PM Jepang Kishida setelah berkunjung ke Beijing menggambarkan upaya untuk menerapkan permainan keseimbangan. Sebab, Jepang dan Asia merupakan negara besar di Asia.

“Prabowo dapat bermain di kedua lini yang saling bersaing tersebut sekaligus menjaga hubungan yang seimbang antara dua negara besar di Asia tersebut,” jelas Dino.

Dino menyebut Prabowo sebagai wajah baru kepemimpinan negara yang akan bermain dalam kancah politik luar negeri. Ia mengatakan demikian karena Presiden Jokowi di periode pertamanya cenderung tidak tertarik dengan urusan luar negeri.

“Prabowo nampaknya jauh lebih berminat, untuk sejak awal sebagai pemain di kancah internasional,” ujar Dino.

Dia menilai hampir dua periode era Jokowi cenderung tidak banyak berhubungan geopolitik dan lebih kepada diplomasi politik. “Prabowo akan membawa wajah baru politik luar negeri, yang dalam 9 tahun terakhir cenderung tidak banyak bergeopolitik, transaksional, reaktif dan banyak mengandalkan diplomasi optik,” tutur Dino.

Exit mobile version