Sabtu, 27 April 2024 – 05:30 WIB
Jakarta – Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menganggap bahwa bergabungnya Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo-Gibran masih perlu diperjelas terkait konsep dan komitmen mereka dalam bergabung dengan KIM.
Diketahui bahwa PKB dan Nasdem selama Pemilihan Presiden 2024 berada dalam Koalisi Perubahan dengan pasangan calon 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang mengusung konsep perubahan. Sementara KIM Prabowo-Gibran mengusung keberlanjutan dari program Presiden Joko Widodo.
Menurut Saleh, secara konseptual, kubu Anies-Muhaimin selama ini konsisten menggaungkan konsep perubahan, yang berbeda dengan Prabowo-Gibran yang mengusung keberlanjutan.
Saleh menilai bahwa kubu 03 Ganjar-Mahfud secara konsep lebih dekat dengan Prabowo-Gibran karena keduanya ingin melanjutkan yang baik dan menyempurnakan. Berbeda dengan kubu 01 yang selama masa kampanye dan debat konsisten dengan konsep perubahan.
Baginya, bergabungnya PKB dan Nasdem ke KIM belum tentu akan membuat mereka masuk ke dalam pemerintahan atau mendapat jatah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Sebab, Prabowo ingin merangkul semua kekuatan politik baik di dalam maupun di luar kabinet.
Partai NasDem dan PKB sebelumnya berada dalam Koalisi Perubahan dan menjadi partai politik non-koalisi Prabowo-Gibran yang masuk ke Koalisi Indonesia Maju setelah penetapan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024 oleh KPU.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa pihaknya akan mengadakan pertemuan antara partai yang ada di KIM dengan PKB dan NasDem pada bulan Mei 2024.
Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan pertama antara seluruh partai di KIM dengan NasDem dan PKB setelah Prabowo ditetapkan sebagai presiden terpilih. Dasco juga menyatakan bahwa pertemuan ini membuktikan bahwa tidak ada penolakan dari internal KIM terhadap NasDem dan PKB yang baru bergabung ke dalam koalisi.