Minggu, 5 Mei 2024 – 05:08 WIB
Jakarta – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan alias Zulhas mengenang saat Presiden terpilih Prabowo Subianto masih mencari pasangannya untuk maju dalam Pilpres 2024. Zulhas mengakui bahwa ia awalnya menolak Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden dari Prabowo.
Awalnya, Zulhas menjelaskan bahwa politik melibatkan kesepakatan dari semua pihak. Ia kemudian mengaitkan kesepakatan politik tersebut dengan penunjukan Gibran sebagai Wakil Presiden Prabowo dalam Pilpres 2024.
“Jadi politik melibatkan kesepakatan, seperti yang saya jelaskan, saya tidak setuju dengan ini, mengapa Gibran menjadi wapres, saya ingin ini,” ujar Zulhas di Jakarta Utara pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Zulhas mengungkapkan bahwa saat itu ia bersikeras menyarankan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Sementara itu, Partai Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto sebagai calon, dan Partai Demokrat ingin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju bersama Prabowo.
“Karena bersikeras, saya bersikeras, saya tidak mau, jika Erick saya baru mau. Golkar tidak bisa, saya seharusnya nomor dua, seharusnya Airlangga, saya tidak bisa AHY,” kata Zulhas.
Meskipun begitu, Zulhas menyebut bahwa akhirnya semua partai politik pendukung Prabowo Subianto berdiskusi dan melakukan pemungutan suara terkait calon Wakil Presiden. Hasilnya, nama Gibran Rakabuming Raka banyak dipilih dan diputuskan untuk maju mendampingi Prabowo.
“Ini tidak mau, ini tidak mau, saya dapat satu, Pak Airlangga dapat satu, Gibran dapat tujuh, akhirnya Gibran. Menemukan jalan tengah, jalan tengah adalah Gibran. Itulah politik, belum tentu sesuai keinginan kita,” tutup Zulhas.