Figur Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, dikabarkan masuk dalam bursa bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang akan diadakan pada Kongres Nasional bulan Juli 2025. Pengamat politik, Ray Rangkuti, menyoroti peluang Jokowi terpilih sebagai Ketum PSI dengan mayoritas suara yang mutlak. Menurut Ray, jika Jokowi maju, kongres PSI akan selesai tanpa keraguan.
Ray juga menyinggung kemungkinan Jokowi, yang sebelumnya menggagas partai “super terbuka”, dapat membantu PSI meningkatkan suara menuju Pemilu 2029. Namun, ia menyatakan bahwa pemilih PSI pada 2029 sebagian besar berasal dari partai politik yang sudah ada, sehingga PSI harus bersaing dengan parpol yang sudah eksis seperti Gerindra, Golkar, dan PAN.
Selain itu, Ray juga menyoroti bahwa PSI tidak memiliki tokoh yang diusung untuk Pilpres 2029, dan tanpa figur capres yang kuat, parpol akan sulit bersaing. Meskipun Jokowi belum mengonfirmasi keikutsertaannya dalam kongres PSI, namun ia tengah melakukan kalkulasi agar tidak kalah. Elite PSI, William Aditya Sarana, pun menilai bahwa Jokowi layak menjadi Ketum PSI atas kontribusi nyatanya sejak menjabat Gubernur Jakarta hingga Presiden RI dua periode.
PSI berencana menggelar kongres atau Pemilihan Raya pada bulan Juli dengan inovasi e-voting menggunakan aplikasi untuk memberikan kemudahan kepada seluruh kader dalam memilih ketum. Diharapkan dengan konsep ‘Partai Super Terbuka’, proses pemilihan ketua umum akan berlangsung secara terbuka, langsung, dan transparan.