Pemikiran Bung Karno Tetap Relevan di Era Modern

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), I Wayan Sudirta, pemikiran Bung Karno atau Presiden pertama Indonesia, Soekarno, bersifat relevan dalam menghadapi perubahan zaman dan tantangan global saat ini. Di tengah ancaman polarisasi dan perpecahan yang sering terjadi, semangat Bung Karno untuk kesatuan dalam perbedaan semakin penting. Hal ini mengingatkan kita untuk menghargai nilai-nilai persatuan yang mendasar bagi bangsa Indonesia. Ajaran Pancasila sebagai Dasar Negara juga tetap relevan dan menjadi pijakan keberagaman dalam negara ini.

Pancasila, sebagai ciptaan pemikiran mendalam Bung Karno, merupakan pondasi utama keberagaman di Indonesia. Nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila tetap menjadi pedoman moral yang tidak tergoyahkan. Dalam menghadapi tantangan ideologi global, Pancasila menjadi benteng pertahanan bangsa yang menegaskan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Di bidang politik, ekonomi, dan budaya, konsep berdikari yang diusung Bung Karno mengajak untuk mandiri dan tidak tergantung pada kekuatan asing. Semangat berdikari mendorong inovasi, kemandirian ekonomi, dan pelestarian identitas budaya bangsa. Nasionalisme ala Bung Karno tidaklah sempit dan eksklusif, namun humanis dan universal. Ia mencintai bangsanya namun juga memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.

Dalam konteks hubungan internasional, semangat anti-Kolonialisme dan anti-Imperialisme Bung Karno mengajak bangsa Indonesia untuk menjadi solusi global, bukan bagian dari masalah. Meskipun bentuk kolonialisme fisik telah berakhir, hegemoni ekonomi dan budaya masih ada. Mengenang Bung Karno bukan hanya sebagai pemimpin, melainkan sebagai visioner yang peduli pada tanah air. Semoga warisan pemikirannya terus membimbing langkah Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Source link

Exit mobile version